Best views

Rabu, 21 Desember 2011

Hak Cipta Untuk Fafa


Akhir-akhir ini banyak pesanan jilbab dan sejenisnya melalui aku. Ada pula yang meminta di desain motif jilbab dan baju padaku. Ada yang terang-terangan mengatakan akan membisniskan, ada pula yang diam-diam membisniskannya.
Aku pernah melihat seorang mahasiswa antri di depan atm bank Aceh dengan memakai motif bunga payet kepala yang aku buat sendiri. Aku tahu itu hak ciptaku karena tidak satu tokopun menjual motif tersebut. Orang yang memakai jilbab itu bukanlah orang yang memintaku menggambarkan satu motif jilbab itu. melainkan orang yang berbeda. Belakangan aku tahu dia memulai bisnis menjahit payet jilbab itu saat datang ke rumah kosku lagi. Dia minta motif baru, aku katakan tidak ada. Dia memaksaku menggambar, aku katakan tidak mood. Saat pulang dia agak ngomel-ngomel begitu. Sebelum pulang aku sempat mendengar temannya bertanya, “Jadi motif apa yang kamu buat untuk si Risa. Nggak mungkin yang itu lagi lah..”
Saat itulah aku terkejut. Sepertinya hal-hal yang seperti ini tidak boleh aku publikasikan lagi. Ya, gambar-gambar yang murni aku buat untuk dilihat. Sekarang sudah saatnya menghargai HAK CIPTA. Kreativitas itu mahal. Pure dan original.
Nah, begitu aku menulis cerita ini, aku sedang terbengong-bengong menatap langit kamar. Apalagi yang aku pikirkan kalau bukan apa nama untuk bisnis anehku ini. Menerima order jilbab dalam hitungan grosir. Menerima orderan jahitan payet jilbab, baju, sulaman dan sebagainya. Apalagi ya..?
Tring! Tring! Tring!
Tiba-tiba saja aku ingat satu hal lagi. Aku menemukan namanya. Meskipun agak sedikit pasaran atau malah kedengaran aneh. Garasi Fafa. Dalam waktu dekat dua kata itu aka menjelma dalam bahasa Jepang.
Mantap! Mantap! Mantap!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar