Best views

Sabtu, 17 Desember 2011

Bukan Movie Mania


“Fa, ada film baru?” Pertanyaan itu kerap ditanyakan setiap bertemu teman.
“Ada. Coba lihat saja di laptopku” Kataku. Temanku, Acun langsung melihat di laptopku. Beberapa folder dilihat dan ia buka film-nya.
“Udah nonton semua nih. Nggak ada yang lain?”
“Nggak. Aku kan bukan pecinta film”
Acun menghembuskan napas panjang dan kembali bergolek di kasur berlapis sprei merah. Ya, selama ini dia memang selalu menanyakan film baru. Itu terus.
Aku memang punya banyak koleksi film di laptop. Tapi di antara film-film itu saja yang terus aku tonton. Itu juga jika filmnya bagus dan aku sendiri mengakui film itu bagus. Bagus karena banyak amanat yang bisa dipetik dari film.
Ada juga film yang aku tonton karena rekomendasi teman. Itupun yang benar-benar mengundang rasa penasaranku.
Di hari lain, Wisda datang ke rumah dan menanyakan koleksi filmku yang tak terbilang banyak. Kali ini aku tidak menyuruh melihat di laptop, melainkan mengeluarkan CD File berisi film-film. Dia terkejut dan histeris melihat koleksiku.
“Kak, serius nih? Ya ampun.....!!” Serunya girang campur kaget.
“Pilih sendiri yang mana suka” Kataku sambil membuka map film-film itu. tangannya dengan cekatan membuka satu persatu dan membaca sinopsis di belakang sampul DVD itu.
“Wah, ntar kakak bisa buka rental film nih. Sama kayak si Vita” Ujarnya sambil memilah-milah film yang akan dipinjam. Vita itu sahabat dekat Nuzul, adiknya yang masih duduk di bangku kelas dua aliyah.
“Wah, iya juga ya. Nggak terpikir tuh. Kalau buku sih terpikir.” Kataku.
“Yang ini enak nggak kak?” Dia menunjuk drama Korea.
Aku menggeleng cepat.
“Belum nonton”
“Kalau yang ini?” Dia menunjuk yang lainnya.
“Belum juga”
“Ini?”
Dia menunjuk Love Storm.
“Bagus tuh. Cerita gadis kaya yang jatuh cinta sama anak angkat mafia kelas tinggi. Pemainnya si Vic dan Ken” Jelasku. Itu salah satu drama Taiwan favoritku.
“Siapa itu Ken dan Vic, kak? Artis Korea ya?! Wisda nggak hapal tu nama-nama artis Korea”
“Kalau Korea kakak nggak hapal. Tapi artis Taiwan”
“Taiwan itu China kan?”
“Bukan. Taiwan itu negara kepulauan yang terpisah dari RRC”
Sejauh ini banyak orang-orang menyamai kalau Taiwan itu adalah China. Padahal sama sekali dua negara yang berbeda. Kata seorang penulis yang aku kenal baik, orang China tidak mau disebut Taiwan. Tapi Taiwan mau, mereka ingin mengambil alih penguasaan dunia. Kebenarannya aku tidak tahu persis.
“Ah, nggak tahu Wisda yang gituan.” Dia mengalihkan pembicaraan.
“Pusing juga nih milihnya. Kakak sendiri belum nonton soalnya. Gini aja, yang mana di antara semua film ini yang bagus. Pinjamkan Wisda film yang bagus saja” akhirnya dia menyerah bertanya.
Aku memilih beberapa buah. “Ini bagus.”
Dia tersenyum dan memasukkan DVD itu ke dalam tasnya.
Acun dan Wisda bukan dua orang yang memikirkan aku movie mania. Banyak teman-teman lainnya yang begitu. Bahkan kebanyakan mereka menebak aku pecinta film Korea. Padahal aku sama sekali tidak fanatik suka film Korea. Aku malah suka film Taiwan dan Jepang yang ketenarannya jauh di bawah Korea. Aku suka film jenis tiga dimensi, sejenis Harry Potter, Avatar dan lain-lain. Yang paling aku sukai itu film kartun. Aku menyukai serial Kapten Tsubasa dan Card Captor Sakura. Hmm, memang aneh. Tapi itulah nyatanya.
Kapan aku nonton?
Aku akan nonton apabila sampai keinginanku untuk nonton. Meskipun film di laptopku banyak. Tapi butuh waktu bertahun-tahun untuk menghabiskannya. Biasanya film yang aku sukai itu bisa aku tonton berulang kali, seperti film A Moment To Remember.
Aku bahkan mencarinya dengan berbagai cara. Setelah gagal mengobrak abrik toko di DVD di Pasar Aceh dan film itu tidak ditemukan, aku mecari cara lain. Sebagai cara yang paling ampuh, aku menulis di status Facebook tentang keinginan untuk nonton film itu lagi. Banyak komentar dan saran yang masuk.
Alhasil, hari ini aku mendapatkan film yang aku inginkan itu. Akan aku simpan sebagus dan serapi mungkin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar